Lady in Red

August 27, 2013

apa ini? ini apa?

Filed under: konsentrasi — terdalam @ 7:17 am

masih dia, dia lagi. masih dia yang membuat aku menangis.
masih dia yang membuat aku meringis.
bahkan masih dia yang membuat aku tertawa pahit,sampai tawa terkikik karena geli.
kenapa masih dia, dia lagi. masih dia yang hadir dalam ingatan.

tak pernah coba tuk lupakan. tapi memang datang membayang.
tak juga coba tuk diingatkan. memang bayangnya masih tenang tak lekang
dan sampai saat ini, akhirnya masih dia, dia lagi.
yang datang. rusuh. kemudian pergi. lalu datang lagi.

rasa ini masih begini. pernah memaki. hanya sedetik. kemudian air mata menitik. menyesal. tapi tak ada arti.

apa ini? ini apa?

kalau cinta memang begini? begini amat sih?

tapi aku juga senang karena ada dia di sini.

aku juga senang, karena dia lagi. dia lagi.

apa ini? ini apa?

August 20, 2013

melepas harap…

Filed under: lepas! — terdalam @ 5:59 pm

Mereka yang paling berbahagia adalah mereka yang paling sedikit berharap, begitu kata petuah tak bernama. sedikit tidak percaya, tapi akhirnya memilih untuk sepakat. Jika sepakat itu mengurangi debat, lalu aku memilih sepakat.

Tidak mungkin muncul petuah dari seseorang yang tak bernama dan masih bertahan sampai hari ini, jika petuah itu tidak terbukti kebenarannya. Petuah itu bertahan pasti karena suatu alasan. Mungkin karena teruji pada beberapa kenyataan.

Seperti aku di hari ini, masih berkubang dalam kolam bernama harapan. Aku sudah hampir kehabisan nafas, sebentar lagi mungkin mati, tenggelam. Aku pikir kolam ini jernih dan tidak terlalu dalam. Ternyata, kotor, dalam, dan penuh sampah. Sementara aku tidak bisa berenang. Bukan karena tidak mampu, tapi sampah-sampah ini terlalu banyak, bahkan menjerat kaki dan tanganku. Aku tak bisa melepaskannya. Aku terjebak dalam kolam harapan.

Seandainya aku tidak pernah berharap, mungkin aku persiapkan diriku untuk hal buruk semacam ini. Seandainya aku tidak berharap, pasti aku pelajari dulu kolam itu. Jika aku masih ingin berenang di dalamnya, harus aku bersihkan lebih dulu. Tapi aku, manusia yang penuh harap. Kolam kupikir pasti jernih dan aku bisa berenang dengan nyaman di dalamnya.

Aku lupa, bahwa hidup penuh dengan kejutan. Kadang manis, tidak jarang pahit. Seandainya aku tidak berharap pada kolam itu, mungkin aku akan cukup bahagia menemukan pemandangan lain di perjalanan. Tanpa perlu berharap bisa berenang di dalamnya. Tapi aku juga hanya manusia, yang masih asik merancang khayal dari harap yang entah benar atau angan.

Kali ini, aku belajar sekali lagi untuk melepas harap. Aku pikir, aku cukup sederhana dalam harapan. Ternyata, cerita nyata membuktikan, harapanku masih terlalu mewah untuku. Atau haruskah aku hidup tanpa harapan? Sama sekali..

Terdengar menakutkan. Tapi mungkin itu lebih baik.

Selamat tinggal harapan… Ku lepas kamu dengan keikhlasan. Biarlah hidup yang menjawab, apa arti pelepasan ini.. Selamat jalan harapan… Terbang tinggilah!

Petuah bijak dari seseorang tak bernama itu, benar adanya…

bersembunyi…

Filed under: Uncategorized — terdalam @ 5:17 pm

Aku ingin bersembunyi dari dunia.

Aku ingin bersembunyi dari waktu.

Aku ingin bersembunyi dari rasa.

Aku ingin bersembunyi dari asa.

Tapi dunia masih membawaku dalam perjalanannya yang belum berujung. Dan waktu terus berjalan tanpa menungguku menjadi dewasa. Dan rasa masih bersemayam tanpa mau peduli, apakah aku masih mau atau sudah lelah. Dan asa masih menggantung di angkasa impian, menumbuhkan harapan, berkembang jadi angan yang tak jarang menyakitkan.

Lalu persembunyianku apa gunanya? Jika semua masih sama. Bahkan cinta yang tak aku mengerti-pun getarnya tak pernah berubah. Masih dengan detak yang sama, degup yang tak pernah redup. Padahal berkali aku coba hentikan geraknya, tapi cinta makin melesat meninggalkan logika yang sibuk menghitung benar-salah. 

Pernah aku bersembunyi di balik sosok lain, berharap sinarnya akan terganti. Ternyata yang aku dapat hanya sia-sia belaka. Bayangnya masih yang melintas di lepas pandang. Dalam sadar, dalam alam impian. Kenapa aku tidak bisa bersembunyi darinya? Kenapa aku tidak bisa menggantikannya? Kenapa? 

Lalu, dimana lagi aku harus bersembunyi darinya?

masih begini, bagaimana bisa begitu?

Filed under: Uncategorized — terdalam @ 5:00 pm

Ternyata, mengetahui teori saja tidak pernah cukup. Banyak buku psikologi yang saya baca, buku agama yang saya punya, buku komunikasi yang bahkan saya baca berulang-ulang.

Ternyata, itu tidak menjadikan saya piawai dalam urusan berhubungan dengan diri sendiri. Apalagi berurusan dengan makhluk lain. Apalagi sok mengerti soal cinta dan cita-cita berumah tangga. Padahal, semua rasa di hati masih sama. Tidak pernah berubah, tidak termakan waktu, tidak habis oleh jarak, bahkan tidak hilang ditelan amarah.

Lalu kenapa saya masin terus melakukan kesalahan yang sama? Berulang, terus, dan tidak pernah menjadi lebih baik? Lalu kenapa rasa itu masih bertahan di hati? Ah, hati… Apa yang kamu simpan di sana, hati? Kenapa kamu seringkali jadi jawara dari banyak peristiwa? Membaca buku psikologi tidak membuat saya mengerti bagaimana cara mempergunakan hati. Membaca buku agama tidak membuat sholat saya menjadikan saya pribadi yang sabar. Membaca buku komunikasi, tapi saya masih terbata-bata menyampaikan pesan dan membaca maksud tujuan.

Ternyata, semua teori itu hanya mampu membuat saya mengangguk ketika membacanya. Selepas itu, saya kembali menjadi saya yang bodoh dan jauh dari pengetahuan yang sesungguhnya. Masihkah saya akan diberi kesempatan belajar untuk kesekian kalinya?

Entahlah…

Saya hanya bisa belajar lagi, membaca lagi, mengerti lagi, kali ini lebih serius dalam mempraktekannya…

Semoga.. 🙂

August 12, 2013

terulang, mengulang..

Filed under: complicated — terdalam @ 5:35 pm

Mencoba yang pernah terlupa, ternyata sia-sia

Entah salah dimana, salah siapa, maunya tidak salah

Tapi, bukan itu ternyata ujung cerita, terulang

Dewasa tinggal khayalan, karena lagi-lagi hati jadi juara..

Blog at WordPress.com.